Mukhtasar fi ‘Auzanil ‘Arudh: Kitab Tips Praktis Merangkai Syair Karya Syaikhona Kholil
Senin, 12 Februari 2024 | 19:00 WIB
Ilustrasi: Cover kitab Mukhtasar fi ‘Auzanil ‘Arudh Karya Syaikhona Kholil (NU Online - Ahmad Muntaha AM)
Bushiri
Kolomnis
Jika menyebut ulama ahli nahwu dan sharaf di Indonesia, terlebih di Madura, mungkin sosok Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan yang muncul pertama kali dalam benak pikiran. Ya, kedalaman ilmu nahwu Syaikhona Muhammad Kholil seakan tidak bisa terbantahkan oleh apapun.
Begitu menguasainya ilmu nahwu, sampai-sampai menurut kisah yang sering didengar para santri, Syaikhona Muhammad Kholil menjawab semua permasalahan seputar agama dengan ilmu nahwu.
Salah satu cerita yang masyhur adalah ketika Syaikhona Muhammad Kholil ditanya lebih utama mana makan memakai sendok atau tangan, beliau lantas menjawab memakai satu bait dalam Alfiyah yang berbunyi:
وفي اختيار لا يجيء المنفصل # إذا تأتى أن يجيء المتصل
Artinya, "Dalam kondisi normal tidak boleh memakai dhamir yang terpisah, yaitu ketika muda memakai dhamir yang tersambung."
Dengan bait ini Syaikhona Kholil mengisyaratkan bahwa makan memakai tangan lebih utama daripada memakai sendok dan semacamnya.
Namun perlu diketahui, Syaikhona Kholil tidak hanya mahir dalam ilmu nahwu dan sharaf. Beliau juga mendalami ilmu sastra bahasa Arab lainnya, yaitu ilmu 'arudh. Ilmu 'arudh menjadi ilmu yang paling populer dalam sastra bahasa Arab di bawah ilmu nahwu dan sharaf.
Ilmu 'arudh adalah ilmu lughah Arabiyah untuk merangkai sebuah syair atau nazham berbahasa Arab. Ilmu ini juga digunakan untuk mengidentifikasi kesahihan syair Arab klasik maupun kontemporer.
Bukti bahwa Syaikhona Kholil piawai dalam ilmu syair bahasa arab adalah dengan adanya kitab Mukhtasar fi ‘Auzanil ‘Arudh yang diterbitkan Lajnah Turots Ilmi Syaikhona Kholil.
Bukti lainnya adalah lahir dari sosok Syaikhona Kholil ulama-ulama yang mahir merangkai syair arab. Diantaranya adalah KH Ahmad Qusyairi Lasem, Kiai Hasan Genggong pengarang kitab Aqidah Tauhid, Sayyid Salim Jindan, dan Syekh Kholil Harun pemilik nadzom I’anatut Thullab.
Menurut catatan Lajnah Turots selaku penerbit, Syaikhona Kholil menulis kitab Mukhtasar fi ‘Auzanil ‘Arudh pada tahun 1285 H. Itu berarti beliau menulis kitab tersebut pada usia 33 tahun.
Sesuai judulnya, kitab Mukhtasar fi ‘Auzanil ‘Arudh hanyalah risalah kecil. Tidak banyak penjelasan yang ditampilkan Syaikhona Kholil di dalamnya. Beliau hanya menampilkan wazan-wazan yang dipelajari dalam ilmu 'arudh. dimulai dari wazan bahar thawil dan diakhiri dengan wazan bahar mutadarak. Selain itu, Syaikhona Kholil juga menyertakan contoh di setiap wazan hingga terkesan beliau lebih mengedepankan praktek daripada teori.
Sebagai pelengkap, kitab ini juga disertai metode pembuatan syair yang dikarang oleh Lora Ismail Al-Ascholy. Metode ini terbukti berhasil ketika santri Pondok Pesantren Syaichona Kholil Bangkalan berhasil merangkai nazham hanya dengan tiga pertemuan. Diketahui ada lima santri yang mengampu metode kepada Lora Ismail Al-Ascholy. Kelima-limanya berhasil menazhamkan kitab Jurumiyah.
Metode ini terbagi menjadi tiga sub pembahasan. Pembahasan pertama mengurai istilah dalam ilmu 'arudh. Pembahasan kedua menerangkan isba’. Pembahasan ketiga menerangkan bagaimana cara merangkai nazham dengan mudah. Tiga pembahasan tersebut ditempuh selama tiga pertemuan dengan durasi waktu selama satu jam.
Dengan adanya kitab Mukhtasar fi ‘Auzanil ‘Arudh karya Syaikhona Kholil ini dan disertai metode cepat bisa merangkai syair dari Lora Ismail, ilmu 'arudh yang terkesan sulit akan menjadi lebih mudah dipelajari bagi pemula. Selamat mempelajari dan selamat mencoba.
Identitas Kitab
Judul: Mukhtasar fi ‘Auzanil ‘Arudh
Penulis: Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan
Tebal: 31 halaman
Penerbit: Dar al-Kholil, Lajnah Turots Ilmi Syaikhona Kholil
Tahun Terbit : 2023
Ustadz Bushiri, Pengajar di Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua