Penegasan Kembali Komitmen Kebangsaan
Bagi NU sejarah merupakan pijakan politik yang penting, di situlah nilai-nilai keagamaan disemaikan. Karena itu gerakan sosial dan sikap politik NU berusaha bersikap relevan dan kontekstual. Ini sering disalahpahami oleh para akademisi dan politisi, sehingga membuat penilaian yang keliru; NU dituduh oportunis, sinkretis, tradisionalis dan sebagainya. Padahal sikap tersebut menunjukkan kebenarannya setelah peristiwa itu berlalu. Karena sikap social politik NU selain dilandasi oleh pengalaman sejarah, juga dilandasi oleh nilai dan norma agama, juga dilandasi oleh petunjuk dari yang Maha Kuasa.
Sebagai salah satu pendiri Negara Indonesia, sejak awal NU berusaha konsisten dengan Negara ciptaannya itu, sejak dari masa penyusunan undang-undang dasar, di mana Pancasila kemudian dilahirkan. NU sepakat bahwa Negara ini bersifat Negara bangsa dan berlandaskan pada Pancasila. Dengan sikap itu NU mengakui bahwa pemerintah Republik ini abash, karena itu NU tidak pernah melakukan pemberontakan sebagaimana dilakukan oleh kelompok lain, seperti Darul Islam (DI) dan Pemerintah Revolusioner Republik Indonbesia (PRRI) atau seperti Pemberontakan Madiun dan sebagainya. Ketidak terlibatan NU dalam pemberontakan itu sering dianggap bersikap oportunis, ikut pemerintah. Padahal itu sikap konsisten NU dalam menjaga keutuhan Negara yang diciptakan bersama ideology yang mendasarinya yaitu Pancasila.
Sabtu, 2 Februari 2008 | 00:02 WIB