Jilbab; Antara Kesalehan, Kesopanan dan Perlawanan
Oleh: Achmad Maulani*)
Tradisi berjilbab mulai menyebar ke berbagai belahan dunia sekitar akhir 1970-an dan menjelang awal 1980-an. Tepatnya pasca Revolusi Islam meletus di Iran, di mana pemimpin besar revolusi Iran Ayatullah Khomeini berhasil menggulingkan rezim Syah Reza Pahlevi. Sebuah revolusi yang oleh banyak orang disebut sebagai revolusi peradaban atas hegemoni peradaban Barat. Banyak simbol yang digunakan sebagai medium resistensi dalam revolusi Islam Iran tersebut. Di antaranya adalah Jilbab. Jilbab dalam revolusi Iran menjadi simbol resistensi yang sangat signifikan. Jilbab menjadi simbolisasi identitas kebudayaan yang mengusung nilai-nilai spritual sebagai counter atas kebudayaan Barat yang berpijak pada landasan sekulerisme. Gaung dari revolusi Iran ini bergema di belahan negeri-negeri muslim di dunia. Dari sinilah, Jilbab menjadi populer dan memiliki sejarah sosial yang sangat variatif di seluruh dunia (hlm. 18).
Dalam ranah sosio-religius, tradisi berjilbab merupakan fen
Sabtu, 17 Juni 2006 | 10:44 WIB