Rakyat Gugat
Sebuah drama besar sedang digelar di Jenewa, ini bukan sekadar taeter yang bersifat simbolik tetapi melakonkan sebuah drama realis yang menyangkut nasib milyaran penduduk di dunia ketiga dan dunia pada umunya. Betapa tidak World Trade Organization (WTO) yang merupakan mesin ekonomi dan sekaligus sejata politik para kapitalis sedang merumuskan sepak terjangnya untuk memperluas jaringan koloninya dalam rangka memperbesar modal. Negara dunia ketiga yang selama ini menjadi korban system yang dipaksakan oleh para kapitalis tersebut mulai berani berteriak dan melakukan gugatan terhadap ketidakadilan yang mereka alami selama ini.
Bagaimana tidak kaum kapitalis memperkenalkan system ekonomi baru yang bersemangatkan persaingan bebas (free fight) yang mengharamkan semua negara anggota organisasi tersebut, termasuk negara dunia Ketiga yang rakyatnya miskin yang mengandalkan hidupnya untuk mendapatkan beras, listrik, air serta minyak dengan subsidi pemerintah dilarang untuk menyantuni rakyatnya. Sementara rakyat sama sekali tidak memiliki daya beli, lalu bagaimana bisa hidup. Bagi negara yang memiliki tanggung jawab social tentu tidak akan gila, mengikuti segala bujukan maut itu, dengan cara mengulur waktu dan melakukan liberalisasi secara betahap dan itupun telah menelan banyak korban di kalangan rakyat dan negara itu sendiri.
Senin, 2 Agustus 2004 | 13:39 WIB